Beberapa sahabat dalam sebuah pengurus atau koordinator sepakat untuk healing pada Selasa pekan keempat. Dan alkhamdulillah bisa terlaksana, walau sebelumnya penuh dengan pertimbangan dan kewaspadaan. Itupun sudah diskusi beberapa kali, dan akhirnya sepakat.
Destinasi utama adalah Goa Terawang di Kabupaten Blora. Semangat juga, padahal semua anggota sudah oversix alias lansia dan diatas 60 kg pula. Waktu tempuh perjalanan 3 jam untuk mencapai lokasi langsung, dengan armada 14 penumpang yang nyaman.
Namun perjalanan healing ‘mencari’ kebahagiaan di akhir tahun 2025 ini, dilakukan dengan beberapa etape. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam, singgah silaturrakhim ke sahabat yang bertugas di RS PKU Cepu. Seru dan penuh cerita yang heroik serta semangat. Nostalgia saat masih aktif di Rumah Sakit. Fokusnya bahagia, semuanya cerita tentang kebaikan.
Bandara Ngloram di Cepu menjadi tujuan berikutnya. Bukannya para sobat ini akan terbang ke Jakarta, tetapi melihat secara langsung sebuah bandara yang ada di Kecamatan lumbung minyak negeri ini. Kalaupun akan terbang, kali ini bandara baru yang sudah pernah operasional ini, sejak beberapa waktu yang lalu melakukan moratorium operasional.
Semua peserta merasa gembira dan bahagia dengan berada di area tunggu luar bandara, walau tidak diperkenankan masuk ke ruang check in. Semua berfoto ria. Pada saat itu juga sedang diselenggarakan festival dan kejuaraan Nasional Aeromodelling.
Kemudian melanjutkan perjalanan ke kuliner khas Cepu, opor Pak Pangat. Masakan pedas cabe rawit ini sudah dikenal sejak 1972, dan sampai saat ini semakin banyak peminatnya. Setiap hari tidak kurang dari 100 ekor ayam dipesan dan disantap para pelanggan, bahkan sampai jauh di luar kota.
Tetapi suasana eksotik serta natural akan kita dapatkan bila bisa menyantap dan menikmati ayam kampung dengan olahan opor di warung sederhana yang berlokasi di Kapuan Ngloram. Dengan sajian opor Kapuan yang masih panas serta lontong yang legit, akan menambah selera makan semakin bersemangat. Apalagi kita bisa ikut nimbrung ke dapur olah yang masih memakai tungku masa lalu. Aroma asap kayu bakar pun bisa melengkapi eksotiknya warung kuno yang terbuat dari kayu jati pula. Termasuk kursi dan meja yang terkadang dipisahkan oleh tiang jati penyangga rumah.
Kegembiraan dan kepuasan, banyak yang kurang bisa diungkapkan disini. Dan memang sebaiknya harus mengunjungi langsung ke warung pak Pangat yang berdekatan dengan bandara Ngloram Cepu.
Setelah menikmati sampai bersih, rombongan pun segera bergegas ke goa Terawang di Blora bagian barat. Tentunya setelah berfoto ria di warung yang sudah berdiri lebih dari 50 tahun yang lalu. Dan memang masih terjaga keasliannya. Walau sesungguhnya pak Pangat juga sudah menyiapkan tempat di seberang jalan, dengan bangunan masa kini. Pelanggan tetap memilih lokasi yang asli.
Rombongan sangat bersyukur. Dengan selalu mengutamakan kebersamaan, para sahabat sangat merasa bahagia. Oleh karena itu, bahagia itu mudah. Meneguhkan silaturrakhim dan mengeliminasi perbedaan serta selalu bersyukur, InsyaAllah bahagia. Mudah kan?
Semoga kita selalu sehat. (Abk)





Tidak ada komentar:
Posting Komentar